Kurang pahamnya orang
tua dengan masalah kesehatan anak, kerap membuat orang tua tidak
sadar melakukan beberapa kebiasaan yang dianggap biasa, namun justru sangat
berbahaya bagi kesehatan si anak. Kebiasaan buruk yang biasanya dilakukan orang
tua pada anaknya ialah soal makanan. Ada beberapa orang tua yang masih
melakukan hal-hal menyimpang ketika memberikan asupan pada buah hatinya.
Ketidaktahuan ini
terjadi karena kurangnya pengetahuan yang diterima oleh orang tua mengenai
bahaya yang ditimbulkan dari perlakuan yang salah. Padahal, perlakuan yang
tidak didasarkan atas pengetahuan ini justru akan menimbulkan permasalahan bagi
tumbuh kembang si anak seperti gangguan pencernaan, fungsi organ hingga
fungsi otak.
Berikut ini beberapa kebiasaaan
buruk orang tua yang biasanya dilakukan pada saat memberikan makanan
1.
Memberi makanan padat terlalu cepat.
Kebiasaan memberikan makanan padat terlalu cepat bagi
bayi berusia di bawah 6 bulan merupakan kebiasaan yang sudah lama ada dan
tersebar di mana-mana. Seringkali hal ini malah sudah diturunkan dari generasi
ke generasi. Ada yang beralasan supaya bayi cepat besar atau biar cepat
kenyang.
Kenyataannya, bayi belum memiliki saluran cerna yang
mampu mencerna makanan padat sebelum berusia 4 bulan. Jarang ada kejadian, bayi
mengalami diare atau sembelit setelah diberikan makanan padat terlalu dini.
Dalam kasus yang ekstrem, bahkan pernah terjadi bayi mengalami sumbatan pada
usus dan harus dioperasi sebagai akibatnya. Selain itu, pemberian makanan padat
yang terlalu dini juga berisiko menyebabkan anak mengalami obesitas di kemudian
hari.
2.
Menyuapkan makanan secara paksa saat anak tidak mau makan.
Bukan cerita baru kalau ada orang tua yang kadang
“mencekoki” anak yang sulit makan. Biasanya, karena si anak tidak mau makan
atau makannya terlalu lama.
Mencekok di sini, maksudnya adalah memaksa anak
memakan/meminum yang diberikan oleh orang tuanya. Ada pula yang mencekok
anak dengan memberikan jamu yang diharap akan membuat anak senang makan.
Kadang bila anak memberontak, bahkan ada yang sampai juga
dipegangi badannya agar makanan dapat dimasukkan ke dalam mulut anak.
Sesungguhnya, tindakan ini sangat berbahaya bagi
kesehatan. Pemberian makanan atau minuman secara paksa, atau ketika anak sedang
menangis dan berontak, memiliki risiko terjadinya aspirasi (masuknya)
makanan/minuman ke saluran napas atau tersedak. Kedua hal ini dapat berakibat
fatal bagi anak, apalagi bila masih bayi.
3.
Mengunyah dan meniup-niup makanan sebelum diberikan ke anak.
Ada beberapa orangtua yang punya kebiasaan mengunyahkan
makanan sebelum diberikan kepada bayinya. Tujuannya, agar lebih mudah ditelan
oleh sang bayi atau anak. Makanan yang akan diberikan ini dimasukkan ke dalam
mulut orangtua, dikunyah sampai lumat, lalu dikeluarkan lagi dari mulut dan
diberikan pada bayi/anak.
Dari sisi kebersihan, hal ini tidak dapat dibenarkan.
Bagaimanapun rongga mulut seseorang mengandung berbagai kuman, yang bila
diberikan pada bayi justru dapat menyebarkan penyakit.
Selain itu, ada pula orang tua yang ketika akan
menyuapkan makanan pada anaknya, harus ditiup dahulu. Dengan ditiup-tiup
tentunya berbagai kuman yang ada di rongga mulut dapat terlontar pula ke
makanan tersebut.
4.
Membuat sufor dengan air hangat dari dispenser.
Tak jarang orangtua melarutkan susu formula menggunakan
air hangat dari dispenser. Dengan asumsi, air hangat sudah cukup untuk
melarutkan susu secara merata, maka tidak usah sampai mendidih.
Sebenarnya, membuat sufor yang benar adalah dengan
menyediakan air panas yang sampai mendidih, lalu diamkan beberapa saat sekitar
15—20 menit sampai suhu turun, namun masih di atas 700C. Setelah itu, masukkan
air panas tersebut ke dalam botol susu, lalu masukkan bubuk sufor sesuai
takaran, dan aduk/kocok perlahan sampai merata.
Mengapa air dari dispenser menjadi masalah? Air panas
yang dihasilkan dari dispenser sering kali tidak mencapai suhu di atas 700C.
Bubuk sufor sesungguhnya tidaklah steril. Bila dilarutkan dengan air bersuhu di
bawah 700C, maka masih ada kemungkinan terdapat bakteri dalam bubuk sufor yang
tidak mati.
5.
Memberikan madu pada bayi di bawah 1 tahun.
Madu memang diketahui memiliki berbagai khasiat bagi
kesehatan. Karenanya, tak jarang ada orangtua yang memberikan madu pada bayinya
dengan maksud agar semakin sehat.
Namun, sesungguhnya pemberian madu bagi bayi berusia di
bawah 1 tahun tidak dianjurkan. Ini karena memiliki risiko masuknya spora dari
kuman Clostridium botulinum dan dapat berakibat gangguan saraf
yang berat. Pada usia di bawah 1 tahun, saluran cerna belum sempurna
sehingga tidak dapat “menahan”dampak dari spora ini.
6. Malas cuci tangan
sebelum menyiapkan dan memberikan makan.
Menyiapkan makanan bagi anak memang terkadang merepotkan. Tidak jarang para
orang tua lupa atau malah malas mencuci tangan hingga bersih dahulu sebelum
memberikan makan pada anaknya.
Ketika tangan orang
tua tidak bersih ikut memegang makanan atau alat makannya, kuman yang ada di
tangan dapat pula berpindah ke tubuh anak dan menjadikannya sakit.
Di atas merupakan
contoh beberapa perlakuan salah yang biasanya dilakukan orang tua. Lebih
parahnya, mereka kurang menyadari bahwa perlakuan yang salah akan menimbulkan
masalah kesehatan bagi anak. Oleh karena itu, mulai sekarang kita ubah perilaku
agar anak kita dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.