Luka adalah suatu
insiden pada kulit yang menyebabkan terjadinya robek atau lecet akibat dari
adanya kontak dengan benda-benda tertentu yang bersifat tajam sehingga selain
mengakibatkan cedera juga dapat menimbulkan pendarahan. Adapun luka akibat
adanya kontak dengan benda-benda yang sifatnya tumpul tidak selalu menimbulkan lecet
atau robekan atau yang disebut dengan luka memar.
Luka-luka tersebut
sejatinya harus segera di tangani, sebab jika tidak segera di atasi
bakteri-bakteri pencetus infeksi sudah siap menyerang pada luka yang anda
derita. Infeksi dapat terjadi akibat dari kurang bersihnya kondisi luka
tersebut seperti masih terdapatnya benda asing yang tertinggal didalam luka
atau mikroba yang masuk sebagai aktor utama dari rusaknya sel atau jaringan.
Jika luka sudah
terinfeksi maka ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning,putih dan hijau
(nanah) yang seringkali dibarengi dengan darah kental, hal ini jangan lantas
membuat anda kaget karena ini merupakan bentuk dari pertahanan tubuh. Nanah ini
merupakan jelmaan daripada sel darah putih yang telah mati saat melakukan pertahanan
tubuh terhadap luka.
Berikut ini beberapa
cara yang dilakukan agar luka tidak sampai menjadi infeksi
-Bersihkan luka dari
segala jenis kotoran maupun kulit yang terkelupas atau terkoyak. Jika luka
kotor, bersihkan dengan sabun lunak (soda rendah) dan bilas dengan air
mengalir. Setelah bersih, bubuhi antisepsis (penyuci hama), sekurang-kurangnya
alkohol 70 persen (bukan 96 persen), lalu tutup. Jangan terlalu rapat, berikan
celah agar udara masih bisa mengalir memapari luka.
- Jika luka cukup
dalam, setelah dibersihkan, luka dibasuh dengan cairan peroksida (bisa dibeli
bebas di apotek). Tujuannya untuk meniadakan kalau-kalau ada kuman tetanus yang
sudah telanjur ikut memasuki luka. Cairan berbusa ini membentuk zat asam di
dalam luka, dan menimbulkan suasana yang tidak disukai kuman tetanus.
- Luka yang tak
memerlukan jahitan ditutup dengan kasa steril setelah dibubuhi antisepsis.
Jangan melapisi luka dengan kapas, sebab kapas melekat pada luka, dan jaringan
kulit muda yang akan terbentuk bisa lengket ketika kapas diangkat. Akibatnya,
luka tak kunjung pulih.
- Jika luka sedikit
menganga, usahakan merapatkannya agar kedua belahan luka menyatu, sehingga
memudahkan penyembuhan. Setelah dibalut, upayakan agar luka tidak tersentuh air
mandi atau air apa pun selama beberapa hari. Ganti pembalut luka setiap habis
mandi. Bubuhi lagi cairan antisepsis.
- Jika luka masih basah
dan tampak cairan kuning, kemungkinan luka terinfeksi. Kalau sudah demikian,
tak cukup membubuhinya dengan antisepsis. Tambahkan salep atau krim
antibiotika. Jika tidak, luka akan berubah menjadi borok. Borok selain menambah
lama penyembuhan, luka akan menyisakan bekas atau parut pada kulit.
- Luka kecil dan tidak
dalam yang terjadi tidak di tempat yang kotor, tidak memerlukan suntikan
tetanus. Hanya luka dalam yang terjadi di jalan atau tanah kotor yang
memerlukan suntikan tetanus. Ada dua jenis suntikan, yakni jenis serum dan
jenis toksoid. Jika sudah pernah mendapat suntikan tetanus beberapa tahun
berselang, cukup diberi serum ATS. Jika belum pernah disuntik tetanus, selain
ATS diberikan toksoid tetanus untuk membentuk zat anti-tetanus. Dokter akan mempertimbangkan
apa yang perlu dilakukan terhadap suatu luka.
Bila luka dirawat
dengan benar, maka dalam beberapa hari akan mengering, merapat, tidak basah,
tidak meradang, dan tak nyeri. Sementara luka yang terganggu penyembuhannya
akan tetap basah, bengkak, dan nyeri yang menandakan luka terinfeksi.
Luka yang ditutup
secara ketat dan rapat akan mengganggu proses penyembuhan. Luka akan tetap
basah dan jaringan tunas kulit tidak terbentuk, sehingga luka jadi lama
mengering. Selain itu, menutupi luka rapat-rapat berisiko tercemar kuman
tetanus yang ada di alam bebas. Terlebih luka di tungkai atau kaki. Spora
tetanus bertebaran di permukaan tanah, di mana-mana.
Jika telanjur terinfeksi, luka biasanya menjadi basah
berair, bernanah. Sebaiknya tidak ditutup, tidak pula diberikan salep atau
krim, melainkan dikompres rivanol (bisa dibeli bebas di apotik) selama beberapa
hari. Ganti kompres setiap kali kompres sudah mengering. Salep atau krim
antibiotika baru dibubuhkan jika luka sudah kering betul. Luka basah yang
diberi salep atau krim akan sukar menyembuh. Begitu juga luka yang sudah kering, tidak boleh dikompres.